Senin, 31 Oktober 2011

Sebelas patriot




novel yang harus dibaca para pecinta sepak bola !
khususnya para pendukung merah-putih !




Setelah sukses dengan Novel
ke-7 nya yang berjudul Laskar Pelangi, Andrea Hirata kembali hadir bagi para pencinta novel dengan meluncurkan Novel terbarunya yang berjudul "sebelas patriot", Novel ini bercerita tentang persepakbolaan dan jiwa patriotisme.

Pada Novel ke-8 nya ini; Andrea Hirata secara pintar mengolah paragraf demi paragraf ke dalam sebuah cerita menarik tentang seorang anak yang hobi bermain sepak bola yang terus berusaha untuk mengejar mimpinya tersebut.

Kisah ini bukanlah kisah tentang para pemain sepak bola internasional ternama, melainkan sebuah kisah tentang bagaimana seseorang pemain sepak bola yang berasal dari kampung yang mempunyai tekad dan berjuang untuk mendapatkan posisi sebagai pemain sepak bola nasional Indonesia.

Selain itu, novel ini diluncurkan dan dikemas bersamaan dengan lagu-lagu yang aspiratif yaitu : PSSI Aku Datang, sebelas patriot, dan Sorak Indonesia.

Disaat animo masyarakat terhadap persepakbolaan sangat tinggi; kerinduan masyarakat Indonesia terhadap prestasi Tim Nasional Indonesia yang sangat besar; serta reformasi majemen yang terjadi dalam tubuh PSSI, Novel "sebelas patriot" akan menjadi kisah yang menarik dan patut untuk dibaca.

sepenggal cerita dari novel sebelas patriot,
"Prestasi tertinggi seseorang, medali emasnya adalah jiwa besarnya"

Semua hal ada dalam sepak bola. Trompet memekakkan, kembang api yang ditembakkan, dan api suar yang dilambai-lambaikan dari atas pagar pembatas oleh lelaki kurus tak berbaju itu adalah perayaan kegembiraan.

Bendera raksasa yang berkibar-kibar adalah psikologi. Mars penyemangat yang gegap gempita adalah seni. Orang-orang yang duduk di podium kehormatan—di tempat paling nyaman menonton bola—adalah politik, dan orang-orang berdasi yang sibuk dengan te­­lepon genggamnya di belakang jajaran politisi itu adalah bisnis.

Lelaki kurus tadi, yang sehari-hari berdagang asong di gerbong kereta listrik Bogor-Jakarta, menabung lama demi membeli tiket menonton PSSI lalu berteriak mendukung PSSI sampai habis suaranya, hingga peluit panjang dibunyikan, adalah keikhlasan.

Para pemain menunduk untuk berdoa, adalah agama. Penjaga gawang memeluk tiang gawang sebelum bertanding adalah budaya. Ratusan moncong kamera yang membidik la­­pang­an adalah sejarah.

Ayah yang membawa anak-anaknya untuk menonton bola adalah
cinta. Bocah-bocah murid SD Inpres di pinggiran Bekasi yang patung­an untuk menyewa angkot, ber­desak-desakan di dalam mobil omprengan demi mendukung PSSI, adalah patriotisme.

Catatan skor pada papan elek­tronik raksasa yang ditatap dengan perasaan senang yang meluap-luap atau kecemasan yang tak terperikan, adalah sastra yang tak ada ban­dingnya. Menjadi penggila bola berarti menjadi bagian dari keajaiban peradaban manusia

begitulah potret persepakbolaan tanah air



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar